Serat Wirid Hidayat Jati – Karya
Ronggo Warsito
Dalam
serat Hidayat Jati dikatakan bahwa dasar ilmu Ma"rifat yang menerangkan
bahwa Tuhan bersifat kadim (abadi). Antara Dzat, sifat, nama dan perbuatan
dapat dibedakan berdasarkan pengertian tetapi keempatnya adalah satu kesatuan
yang tak mungkin dipisahkan. dalam tulisannya Abdullah juga mengutip untuk
menggunakan Ma'rifat untuk menuju jalan-Nya. Jalan menuju Tuhan ini diperinci
dengan penerapan sarana ilmu Ma'rifat, sarana menegakan zat Ilahi,cara menempuh
ajal sejati (kasidan Jati),melalui laku susila dan Semedi (Manekung)"
Simuh (1988) dalam menerjemahkan sedikit mengutip bait dalam serat hidayat Jati
yang mengenai konsep manunggaling kawula gusti yang menjadi
sorotan seniman Mataram pada kala itu. " Aku Dzat Tuhan yang bersifat esa,
meliputi hambaKu, manunggallah menjadi satu keadaan, sempurna lantaran
kodratku"
Persentuhan
budaya denga perkemabangan Islam di jawa yang melahirkan gerak reformasi ini
secara langsung ataupun tidak sudah dapat mengubah pemikiran Jawa terutama
kepada hal-hal yang bersifat mitologis, magis dan mistis. Dan hal ini lah yang
mempnyai dampak terhadap Ronggowarsito yang berada di persimpangan jalan, tidak
adalagi karya sastra Jawa seperti dalam suluk dan wirid Ronggowarsito yang
mengupas tentang pengalaman kesatuan dengan Tuhan, manunggaling Gusti.
Semua
penghayatan, baik dalam alam batin maupun dalam alam gaib, yang ahkirnya
berpuncak kepada penghayatan manunggal, sering tidak dapat dinyatakan dengan
kata-kata yang diambil dari peristilahan kehidupan pancaindrawi sehari-hari.
Maka banyak para penghayatan manunggal atau para ahli mistik menggunakan bahasa
kias. Karena para ahli mistik itu juga dapat berusaha menuturkan penghayatan
mereka secara rassional, maka mistisisme dapat digolongkan baik dalam agama
sebagai puncak kehidupan religius, maupun dalam filsafat sebagai filsafat
mistika. Menurut yang ditulis Fadli mengatakan bhawa manusia dengan Tuhan itu
mempunyai hubungan yang erat, yang seperti tidak dipisahkan. "Manusia berasal
dari Tuhan namun Manusia bukan Tuhan. Manusia dan Tuhan adalah dua hal yang
berbeda tapi tak terpisahkan. Hubungan manusia dan Tuhan itu diibaratkan kain
dan Baju, ombak dan lautan, angin dan debu."
Terdapat
beberapa tingkatan kesadaran dalam olah spiritual. Kesemua tingkatan tersebut
sesungguhnya berawal dari yang Satu dan tingkatan yang semakin ke bawah hijab
atau penghalangnya semakin tebal, sehingga semakin jauh dari Yang Satu.
Walaupun demikian, semuanya berada dalam yang Satu jua. Apabila ada sesuatu
yang berada di luar Yang Satu maka akan terjadi dualisme. Perpisahan dengan yang
satu hanya merupakan ilusi.
Tingkatan Pertama
Dzat
Tuhan tidak bernama, karena tidak ada satu namapun yang mampu mewakili
keberadaan-Nya. Maka ia disebut Aku, Tuhan Sejati. Berdiri sendiri, tidak
berawal, tidak berakhir, Maha Esa. Dia berkeinginan menciptakan makhluk agar makhluk
tersebut mengenal-Nya.
Tuhan
menciptakan makhluk dengan Dzat-Nya, karena tidak ada dzat yang lain. Jadi
makhluk bukan barang baru, namun sekedar penampakan dari rupa diri Tuhan. Alam
ini bukan ciptaan, namun ada karena menemukan keadaannya, ibarat ombak yang
menemukan keadaannya dari samudera. Ombak pada dasarnya adalah tidak ada, yang
ada samudera. Makhluk pada dasarnya tidak ada yang ada hanya Yang Esa.
Tingkatan Kedua
Penurunan
pertama adalah Nur Muhammad. Orang Islam menyebutnya sebagai Allah. Allah
hanyalah nama untuk menyebut diri Tuhan. Sejatinya Tuhan sendiri tidak dapat
dijangkau dengan nama. Nama untuk memudahkan pengenalan terhadap-Nya. Kalau
manusia mengatakan Tuhan itu ada, maka ada yang mewadahi Tuhan, seperti
mengatakan gelas itu ada, maka adanya gelas itu menempati ruang dan ruang lebih
besar dari gelas. Itulah sebabnya para leluhur mengatakan Tuhan itu tan kena
kinaya ngapa, tak dapat diperkirakan. Ada yang menyebutnya sebagai keberadaan.
Penampakan
Tuhan dengan nama Allah ini sudah mengurangi kesempurnaan. Allah sebenarnya
bersemayam dalam dzat-Nya. Penurunan ini bukan berarti bahwa Tuhan ada dua. Dia
menampakkan diri dalam kualitas menurun agar mudah dikenal.
Tingkatan Ketiga
Dengan
penurunan diri pun masih belum dikenal secara mudah. Tuhan menurunkan lagi
menjadi bersifat kemakhlukan. Pada tahap kemakhlukan ini bersifat
berpasang-pasangan sebagai cikal bakal penciptaan alam semesta.
Tingkatan Keempat
Dari
yang bersifat kemakhlukan ini terurai menjadi bagian-bagian halus yang belum
nampak. Itulah alam arwah, roh-roh yang merupakan sumber kehidupan bagi tiap
benda. Kehidupan merupakan syarat mutlak bagi makhluk untuk dapat mengenal Tuhan.
Kehidupan alam semesta ini dapat disebut semu, karena telah terlepas dari
kehidupan sejati dalam Dzat Tuhan. Kehidupan alam semesta ini ada awal dan ada
akhirnya.
Tingkatan Kelima
Sumber
kehidupan berupa roh ini tidak akan mampu mewakili keinginan Tuhan, jika tidak
disertai sarana atau wadah. Tuhan menjadikan wadah bagi kehidupan tersebut.
Tahapan keempat terurai menjadi bagian-bagian yang terpisah yang masih halus.
Dalam alam ini manusia sudah ada namun berbentuk jiwa.
Tahapan Keenam
Tahapan Keenam
Pada
alam ini, Tuhan menampakkan diri secara menyeluruh. Raga adalah perwujudan rupa
diri-Nya. Perbuatan, nama, dan sifat alam semesta adalah Wajah- Nya.
Tahapan Ketujuh
Setelah
mengetahui hakikat diri secara menurun ini, maka tahulah bahwa alam semesta
pada hakikatnya adalah gambaran Rupa Tuhan. Manusia adalah makhluk yang paling
sempurna, karena dibekali kemampuan untuk mendaki dan menyatu dengan dzat
Maulana hingga menjadikan dirinya sebagai wakil Tuhan di dunia.
Keterpisahan yang menimbulkan
pertikaian
Karena
kealpaan menyadari jatidirinya, manusia merasa berdiri sendiri dan terpisah
dengan lainnya. Mind, egolah yang menjadi sumbe utamanya. Dengan menuruti
egonya manusia menjadi serakah dan bertikai dengan lainnya. Dengan merasa bisa
berpikir sendiri maka manusia bertindak tidak selaras dengan alam. Seharusnya
manusia bertindak selaras dengan alam. Alam pun sejatinya tidak ada, maya
dengan hijab paling tebal, yang ada hanya Dia. Laa Illaha Illallah, tidak ada
yang lain selain Dia. Ya Tuhan lindungilah kami dari godaan mind yang
menyesatkan
DAFTAR PUSTAKA
http://towek.mywapblog.com/ronggowarsito-ulama-islam-bernafaskan-ja.xhtml
sip....
BalasHapus