Pemikiran John Locke
John Locke adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama
dari pendekatan empirisme. Sebelum membahas hal yang lebih
jauh tentang John Locke dan teori Empirisme nya, kita sebaiknya mengetahui dulu
apa sebenarnya arti Empirisme itu sendiri? Pengertian Empirisme menurut
Wikipedia Adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
Empirisme itu sendiri berasal dari kata Yunani yaitu
“Empiris” yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme adalah
faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan baik pengalaman
lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut
pribadi manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Pada dasarnya Empirisme sangat bertentangan dengan
Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari
ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang
kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari
pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas
dan sempurna. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Locke disebut sebagai nabi revolusi yang paling moderat dan
paling berhasil dari seluruh revolusi yang ada. Dinamakan demikian karena
tujuan revolusi nya sederhana, tetapi benar – benar tercapai. Selain itu, di
dalam bidang filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama
dengan rekannya, Isaac
Newton, Locke
dipandang sebagai salah satu figur terpenting di era Pencerahan. Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena
pendekatan Descartes
tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan
filsafat waktu itu. Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan
juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Karya-karya Locke yang terpenting adalah “Esai tentang
Pemahaman Manusia” (Essay Concerning Human Understanding), buku ini
menceritakan tentang semua pengalaman datang dari pengalaman (Solomon:108). Dia
mengatakan bahwa tidak ada ide yang diturunkan seperti yang dikatakan Plato.
Dengan kata lain dia menolak innate idea atau ide bawaan.
Tulisan-Tulisan lain Locke adalah tentang Toleransi” (Letters
of Toleration) yang isinya tentang perlu pemisahan tegas antara urusan
agama dan urusan negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda.
Dan “Dua Tulisan tentang Pemerintahan” (Two Treatises of
Government) yang berisi tentang pandangan nya terhadap tahap – tahap
perkembangan masyarakat. Dalam hal ini Locke membagi tahap perkembangan itu
menjadi 3 tahapan.
BIOGRAFI
John Locke adalah seorang filsuf yang lahir di Wrington, Somerset, Inggris tanggal 28 Agustus 1632
Pendidikan John Locke diawali dengan ber sekolah di Westminster tahun 1647 dan kemudian tahun 1652 John Locke mendapat bea
siswa sekolah di Sekolah Gereja Kristus (Christ Church), Oxford dan mendapat gelar S2 dengan nilai yang kurang memuaskan
karena Locke kurang menyukai metode yang digunakan sekolah nya pada waktu itu.
Locke lebih cenderung menyukai sastra dan bidang medis ketika beliau ber
sekolah dulu.
Melalui bidang medis inilah Locke mengenal filsafat alam
serta filsafat mekanis yang membawanya bertemu dengan Robert Boyle yang banyak
memberikan pengaruh bagi Locke. Selain membaca karya Robert Boyle, Locke juga
rajin membaca karya Descartes. Minat Locke juga terlihat dalam bidang politik.
Hal ini terlihat dengan 3 karya nya yang dibuat berdasarkan gejolak politik
yang sedang terjadi di Inggris pada waktu itu.
Karir Locke diawali dengan menjadi dosen pada tahun 1661 di
sekolah Gereja Kristus tempatnya belajar dulu dan mengajar bahasa Yunani dan
Latin. Kemudian menjadi petugas sensor filsafat moral tahun 1664. Ia juga tetap
menekuni minat nya dalam bidang medis dan filsafat alam serta juga mempelajari
kimia kepada Boyle dan Thomas Willis.
Locke juga sempat menjadi sekretaris Walter Vane dan ia
menikmati nya. Locke kembali bersekolah lagi di Oxford dan mengambil kimia dan
biologi. Keseriusan nya dalam bidang medis semakin dibuktikan dengan menjadi
asisten dokter Thomas Sydenham. Dari situ Locke mendapat pengalaman langsung
dalam bidang medis dan menghasilkan sebuah buku selama tinggal dengan
Lord Ashley di London selama 8 tahun. Di London juga lah, Locke menambah
pengalaman di bidang politik.
Locke pergi ke Perancis tahun 1675 dan tinggal disana selama
3,5 tahun.. Disana ia banyak mengadakan pertemuan dan mengerjakan kegiatan
administratif. Di Perancis Locke kembali meneruskan pembelajaran nya dalam
bidang filsafat. Ketika Locke memutuskan kembali ke Inggris pada Mei 1679
situasi politik Inggris sedang mengalami krisis. Kehidupan Locke di Inggris
turut terancam karena gerakan-gerakan dari kaum anti pemerintahan Charles II,
dimana sahabat nya Lord Ashley merupakan salah satu pemimpin kaum yang anti
terhadap pemerintahan Raja Charles II.Sehingga ia terus dicurigai sebagai
pengkhianat oleh pemerintah. Akhirnya, Locke meninggalkan Inggris pada tahun
1683 dan menuju Rotterdam, Belanda.
Dalam bidang politik, Locke telah menghasilkan buku yang
berjudul “Dua Tulisan tentang Pemerintahan” serta buku yang berjudul “Essay
tentang Pemahaman Manusia”. Locke juga menulis karya lain yang berjudul “Surat
Perihal Toleransi” yang berisi tentang toleransi agama.
Sekembalinya Locke ke Inggris pada periode pemerintahan William,
Locke bertemu dengan Newton dan sering bertemu untuk membahas topik – topik
tertentu seperti penafsiran Alkitab. Locke tinggal dan menetap di Oates, Essex
tempat kediaman teman diskusi Locke melalui surat selama bertahun – tahun.
Disinilah Locke berupaya menyelesaikan karya di bidang pendidikan yang berjudul
“Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan”. Locke juga menerbitkan tulisan yang
berjudul “Kerasionalan Agama Kristen”dan menimbulkan kontroversi sebagaimana
surat – surat tentang toleransi Locke sebelumnya. Kontroversi itu muncul karena
pemikiran-pemikiran Locke di dalam buku itu dinilai terlalu melemahkan agama
Kristen. Sebelumnya Locke membela gereja Anglikan, tetapi kini berubah dan
menyanggah posisi gereja Anglikan.
Ketika di Oates, Locke menghabiskan waktunya untuk
beristirahat dan mulai melakukan pekerjaannya untuk pemerintah, khususnya dalam
bidang ekonomi dan koloni-koloni Inggris, selama empat tahun berikutnya.
PEMIKIRAN
Banyak
sekali pemikiran yang telah dihasilkan oleh Locke, diantaranya tentang :
PENGETAHUAN
Hasil pemikiran yang didapat Locke dalam hal ini adalah
menjelaskan bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut Locke
seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Ini adalah teori
empirisme yang pada waktu itu Locke menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan sumber pengetahuan
manusia berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun demikian, rasio atau
pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh pengetahuan.
Locke berpendapat bahwa sebelum seorang manusia mengalami
sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi atau masih kosong
diibaratkan seperti sebuah kertas putih (tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya
dari pengalaman yang dijalani oleh manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi
untuk mengolah pengalaman-pengalaman manusia menjadi pengetahuan sehingga
sumber utama pengetahuan menurut Locke adalah pengalaman.
Adapun ragam pengalaman manusia menurut Locke dibedakan
menjadi dua macam pengalaman manusia, yakni pengalaman lahiriah (sense atau
eksternal sensation) dan pengalaman batiniah (internal sense atau
reflection).Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang menangkap aktivitas
indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra
manusia.Sedangkan pengalaman batiniah terjadi ketika manusia memiliki
kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara ‘mengingat’, ‘menghendaki’,
‘meyakini’, dan sebagainya.Kedua bentuk pengalaman manusia inilah yang akan
membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.
Proses manusia mendapatkan pengetahuan itu didapat dari
perpaduan antara pengalaman lahiriah dan batiniah. Dari kedua perpaduan
pengalaman tersebut diperoleh apa yang disebut pandangan – pandangan sederhana
seperti: Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya,
warna diterima oleh mata, dan bunyi diterima oleh telinga. Pandangan yang diterima oleh
beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak. Pandangan yang dihasilkan oleh
refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan. Pandangan yang menyertai
saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa tertarik,
rasa heran, dan waktu.
Di dalam proses terbentuknya pandangan-pandangan sederhana
ini, rasio atau pikiran manusia bersifat pasif atau belum berfungsi.Setelah
pandangan-pandangan sederhana ini ada, baru rasio atau pikiran bekerja
membentuk ‘pandangan-pandangan kompleks. Rasio bekerja membentuk pandangan
kompleks dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan menghubung-hubungkan
pandangan-pandangan sederhana tersebut.
TENTANG NEGARA
Pandangan Locke tentang negara terdapat dalam bukunya yang
berjudul “Dua Tulisan tentang Pemerintahan” (Two Treatises of Civil
Government).Ia menjelaskan pandangannya itu dengan menganalisis tahap-tahap
perkembangan masyarakat.Locke membagi perkembangan masyarakat menjadi tiga,
yakni keadaan alamiah (the state of nature), keadaan perang
(the state of war), dan negara (commonwealth).
Tahap keadaan alamiah adalah tahap dimana manusia memiliki
hubungan harmonis, memiliki kebebasan dan kesamaan hak yang sama.Setiap manusia
bebas menentukan dirinya dan menggunakan apa yang dimilikinya tanpa terjadi
kekacauan karena telah patuh terhadap ketentuan hukum kodrat yang diberikan
oleh Tuhan.Hukum kodrat dari Tuhan menurut
Locke adalah larangan untuk merusak dan memusnahkan kehidupan, kebebasan, dan
harta milik orang lain. Dengan demikian, Locke menyebut ada hak-hak
dasariah yang terikat di dalam kodrat setiap manusia dan merupakan pemberian
Allah. Konsep ini serupa dengan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) di dalam masyarakat modern.
Tahap kedua adalah Keadaan Perang.Locke menyebutkan bahwa
ketika keadaan alamiah telah mengenal hubungan-hubungan sosial maka situasi
harmoni mulai berubah. Penyebab utamanya adalah terciptanya uang. Uang dapat membuat manusia lupa akan keadaan alamiah nya
dimana mereka hanya mencari nafkah untuk sekedar konsumsi.Dengan adanya uang,
manusia berlomba – lomba membuat dirinya kaya. Ketidaksamaan harta kekayaan
membuat manusia mengenal status tuan-budak, majikan-pembantu, dan status-status
lainnya.Untuk mempertahankan harta miliknya, manusia menjadi iri, saling
bermusuhan, dan bersaing.Masing-masing berusaha untuk mempertahankan miliknya
sendiri.Keadaan alamiah yang harmonis dan penuh damai tersebut kemudian berubah
menjadi permusuhan, kedengkian, kekerasan, dan saling menghancurkan. Situasi
seperti ini berpotensi memusnahkan kehidupan manusia jika tidak ada jalan
keluar nya.
Tahap yang ketiga adalah tahap Terbentuknya Negara. Untuk
menciptakan jalan keluar dari keadaan perang sambil menjamin milik pribadi,
maka masyarakat sepakat untuk mengadakan “perjanjian asal”. Inilah saat
lahirnya negara persemakmuran (commonwealth).Dengan demikian, tujuan
berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan setiap orang,
melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap warga negara yang
mengadakan perjanjian tersebut. Di dalam perjanjian tersebut, masyarakat
memberikan dua kekuasaan penting yang mereka miliki di dalam keadaan alamiah
kepada negara.Kedua kuasa tersebut adalah hak untuk menentukan bagaimana setiap
manusia mempertahankan diri, dan hak untuk menghukum setiap pelanggar hukum
kodrat yang berasal dari Tuhan.Ajaran Locke ini menghasilkan dua keputusan
yaitu:
- Kekuasaan negara pada dasarnya adalah terbatas dan tidak mutlak sebab kekuasaannya berasal dari warga masyarakat yang mendirikannya. Jadi, negara hanya dapat bertindak dalam batas-batas yang ditetapkan masyarakat terhadapnya.
- Tujuan pembentukan negara adalah untuk menjamin hak-hak asasi warga, terutama hak warga atas harta miliknya. Untuk tujuan inilah, warga bersedia melepaskan kebebasan mereka dalam keadaan alamiah yang diancam bahaya perang untuk bersatu di dalam negara.
John Locke juga terkenal dengan teori Pembatasan Kekuasaan
Negara. Menurut Locke Pembatasan Negara dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:
Cara pertama adalah dengan membentuk konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang
ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip mayoritas.Cara
kedua adalah adanya pembagian kekuasaan dalam tiga unsur atau lebih dikenal
dengan sebutan Trias Politika yaitu pembagian kekuasaan berdasarkan legislatif,
eksekutif, dan federatif.
Di dalam sistem kenegaraan Locke di atas, tetap ada
kemungkinan penyalahgunaan wewenang oleh pihak-pihak yang berkuasa atas rakyat.
Oleh karena itu, menurut Locke, rakyat memiliki hak untuk mengadakan perlawanan
dan menyingkirkan pihak eksekutif dengan kekerasan bila mereka telah bertindak
di luar wewenang mereka.Di sini, rakyat merebut kembali hak yang telah mereka
berikan.
TENTANG HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
Pandangan Locke yang masih berhubungan dengan konsep Negara
adalah tentang hubungan antara agama dan negara. Hal ini terdapat dalam tulisannya
yang berjudul ‘Surat-Surat Mengenai Toleransi’ (Letters of Toleration).Locke
menyatakan bahwa perlu ada pemisahan tegas antara urusan agama dan urusan
negara sebab tujuan masing-masing sudah berbeda.
Negara tidak boleh menganut agama apapun, apalagi jika
membatasi atau meniadakan suatu agama. Tujuan negara adalah melindungi hak-hak
dasar warganya di dunia ini sedangkan tujuan agama adalah mengusahakan
keselamatan jiwa manusia untuk kehidupan abadi di
akhirat kelak setelah kematian. Jadi, negara berfungsi untuk memelihara
kehidupan di dunia sekarang, sedangkan agama berfungsi untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan dan mencapai kehidupan kekal.
Agama adalah urusan pribadi, berbeda dengan negara yang
merupakan urusan masyarakat umum. Pemisahan antara keduanya haruslah
ditegaskan, dan masing-masing tidak boleh mencampuri urusan yang lain. Negara
tidak boleh mencampuri urusan keyakinan religius manusia, sedangkan agama tidak
boleh melakukan sesuatu yang dapat menghalangi atau menggagalkan pelaksanaan
tujuan negara. Bila negara hendak menghalangi kebebasan beragama dari warganya,
maka rakyat berhak untuk melawan.
TENTANG AGAMA
Locke ber anggapan bahwa agama Kristen adalah agama yang
paling masuk akal dibandingkan agama-agama lain, karena ajaran-ajaran Kristen
dapat dibuktikan oleh akal manusia.Pengertian tentang Allah juga disusun oleh pembuktian-pembuktian. Locke berangkat
dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk berakal budi, sehingga pastilah
disebabkan karena adanya ‘Tokoh Pencipta’ yang mutlak dan maha kuasa, yaitu
Allah.Ia meyakini bahwa Alkitab ditulis oleh ilham Ilahi, namun ia juga
menyatakan bahwa setiap wahyu Ilahi haruslah diuji oleh rasio manusia.
PENUTUP
John Locke adalah seorang tokoh pendekatan teori empirisme
yang mengatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Ia
menolak teori Rasionalisme yang mengatakan bahwa pengetahuan berasal dari akal
/ rasio yang dimunculkan oleh Descartes. Locke juga menolak anggapan bahwa
manusia lahir dengan pengetahuan bawaan yang dibawa sejak lahir (innate). Ia
mengatakan bahwa manusia lahir seperti kertas putih yang masih bersih dan
kosong. Pengalaman lah yang akan menulisi kertas putih itu. Apakah akan di
tulisi dengan pengalaman yang baik atau kah buruk. Teori ini disebut dengan
teori Tabula Rasa.
Pengaruh Locke banyak berpengaruh dalam beberapa bidang,
seperti pengetahuan, politik, epistemologi dan psikologi. Pengaruh Locke dalam
bidang pengetahuan telah mengilhami para filsuf lain, seperti Immanuel Kant dan
Hume. Kedua filsuf ini kelak akan meneruskan aliran Empirisme secara lebih maju,
khususnya David
Hume di Inggris dan Kant di Jerman.
Pengaruh pemikiran Locke dalam bidang politik juga besar
terutama di negara-negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, bahkan
hingga Amerika Serikat. Bapak-bapak pendiri negara Amerika Serikat, seperti Jonathan Edwards, Hamilton, dan Thomas Jefferson dipengaruhi oleh ide-ide politik
Locke.
Para filsuf abad Pencerahan di Perancis, seperti Voltaire dan Montesquieu, juga dipengaruhi oleh Locke.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemikiran-pemikiran politik Locke juga
memengaruhi munculnya Revolusi Perancis tanggal 14 Juli 1789.
Pandangan Locke yang memisahkan urusan negara dan urusan
agama dengan sangat ketat merupakan awal dari munculnya negara-negara
sekularistik di kemudian hari. Negara-negara yang menganut paham sekular memisahkan dengan ketat urusan
negara dan urusan agama.
Pemikiran-pemikiran Locke terhadap pikiran manusia telah
membawa pengaruh dalam bidang psikologi dan epistemologi. Beberapa filsuf
dipengaruhi Locke adalah David Hartley (1705-1757), Joseph Priestley (1733-1804), Francis Hutcheson (1694-1747), James Mill (1733-1836), dan Étienne Condillac (1715-1780). Mereka mendapat pengaruh Locke dalam hal
menganalisis pengalaman manusia berdasarkan unsur-unsur pengalaman, kombinasi
unsur-unsur tersebut, dan asosiasi-asosiasi yang terjadi. John Locke meninggal
tanggal 28 Oktober 1704 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di High Laver.
DAFTAR PUSTAKA
v
Abdul Hakim, Atang Drs. M.A, Ahmad Saebani, Beni Drs. M.Si. 2008. Filsafat
Umum. Bandung: Pustaka Setia
v
Achmadi, Asmoro. 1995. Filsafat Umum. Jakarta: Rajagrafindo Persada
v
Russell, Bertrand. 2002. Sejarah FilsafatBarat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
v
http//Tokoh Filsafat Modern.dox.html
v
http//John Locke.dox.html
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/pemikiran-john-locke/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar